Hati-hati menilai sebuah rasa yang bernama "NASIONALISME"
Sabtu, 07 Mei 2011
0
komentar
By : yusniyanti
Tak dipungkiri kekalahan telak Indonesia 3-0 atas Malaysia Minggu malam, 26 Desember 2010 lalu membawa dampak kekecewaan yang luar biasa dihati para rakyat Indonesia. Gimana ga saya bilang di "hati" lah wong sampai ada yang nangis-nangis, melelehkan air mata, bahkan menjadi bahkan perbincangan yang nyaris tiada henti sepanjang hari. Melanda disegala aspek kehidupan dari berita-berita di TV, Radio, koran, majalah, tongkrongan-tongkrongan di Warteg, tukang ojeg, swalayan, kantor, organisasi-organisasi, pasar bahkan merebak hingga jadi perubahan topik ibu-ibu tukang gosip, tak ketinggalan ibu-ibu yang lagi pada belanja ditukang sayur keliling juga iya.
Dahsyat!!
Kata-kata yang pantas tersemat untuk topik terpanas yang diangkat negeri ini saat ini. Suasana kesedihannya terasa sampai kepelosok negeri, setara dengan aroma kebanggan saat Timnas berhasil melaju kebabak final mengalahkan Philipina 1-0 di dua leg semi final kemarin.
(loh ko hapal yus, katanya g suka bola?.
Eitz dah! Gimana kaga hapal, pergi kemane-mane berita ntu terus yg disiarin macam orang indonesia seakan menjadi tukang iklan yang bae aja lo urusan bangga jadi Warga Indonesia).
Dampak kekecewaan itu hampir membias juga sama setaranya seperti dampak euforia kemenangannya. Hingga masalah saling melempar dan tuding-menuding kesalahan "ko bisa kalah??" menjadi bola panas yang bergulir pula ditengah-tengah para pengamat, pembicara, pejabat politik sampai kepada pihak PSSI sendiri. Mau yang lebih parah??
Okke, lihatlah para Ibu-ibu (baik yg katanya pengagum christian gonzales atau ibu-ibu yg lagi terkena dampak virus "euforia bola") turut jua berkomentar kesal atas kekalahan Timnas Indonesia. Dari anak-anak kecil sampai ketingkat dewasapun tak mau kalah, mereka mengumpat, memaki dan bahkan marah-marah tanpa sebab jelas karena kekalahan Timnas kesayangan. Terlebih melihat kecurangan Supporter Timnas Malaysia atas kejadian "sinar laser" nya yang dituding menjadi penyebab kekalahan, disamping faktor-faktor yang lain yang menjadi bumbu kisruh perdebatan tentang kegagalan yang terjadi kian panjang dan berakar.
Azli! Makin bersinergilah gemuruh kekecewaan dan kekesalan para supporter Indonesia atas Malaysia, sampai membuncah dada _katanya berhiperbola_.
Namun disini saya tak ingin mengetengahkan nilai-nilai kekecewaan yang saat ini masih membekas atau suasana pasca pertandingan. Hanya ingin menyampaikan sedikit unek-unek yang mengganjal terkait akan hal ini. Agar jangan karena perasaan dendam yang mungkin mengalir disebagian masyarakat Indonesia karena masalah kekalahan ini berimbas pada semangat Nasionalisme yang telah terpupuk justru mengarah pada pembentukan gerakan kebencian anti Malaysia hingga menghilangkan nilai-nilai toleransi antar bangsa. _catat! Meskipun bernilai kecil dan sepele_.
Ada hal menarik pasca pertandingan, menarik untuk dibahas, diulas, dikaji, diperbincangkan dan diangkat kepermukaan macam ini. (ughuk.ughuk.. Sok urgent benar!) Betapa saya melihat dampak kekecewaan ini menarik banyak simpatisan para Supporter Timnas Garuda untuk mengungkapkan kekesalannya atas Malaysia. Tidak hanya dukungan lewat gerakan Facebooker atau sebangsanya, tapi ini lewat perantara SMS yang wajib dikirimkan kepada orang lain jika tak ingin disebut sebagai Warga Indonesia yang tak baik.
Sebuah SMS yang membuat saya terbelalak, menggeleng heran, sekaligus mengelus dada sebagai bentuk keprihatinan saya atas moral anak bangsa yang begitu mudah digiring kepada "kamuflase dampak" topik terhangat yang tengah bergulir di negeri ini.
Simaklah, di awal pasti anda yang baru tahu akan tertawa terbahak.
"Banggalah pada bahasa Indonesia daripada bahasa Malaysia:
indo : kementrian Agama
Mlys: kementrian tak Berdosa (hello???!)
indo: Angkatan Darat
Mlys: Laskar Hentak" Bumi (ga asik banget)
indo: Angkatan Udara
mlys: Laskar Angin" (sekalian aja laskar pelangi)
indo: Merayap
mlys: Memeluk Bumi (emang bisa?)
Indo: Rmh Sakit Brsalin
Mlys: Hospital Korban Lelaki (tp bener sih :p)
indo: Belok kiri, belok kanan
Mlys: pusing kiri, pusing kanan (minum bodrex dong)
Indo: Departemen Pertanian
Mlys: Departemen Cucuk Tanam (yuk mari!!)
Indo: satpam
Mlys: penunggu maling (ngarep banget dimalingin, ampe ditungguin)
Indo: Dokter Ahli Jiwa
Mlys: Dokter Gila (ada yang mau disebut dokter gila?)
Indo: Traktor
Mlys: setrikaan bumi (bisa apa bumi disetrika? Ngeekngok)
indo: pocong
mlys: Hantu Bungkus (emang lemper--")
hehehe ampun deh..
Sebarin kalo kamu bangga jadi anak "Indonesia".. :)
catatan: tertanggal 27 Desember 2010 pukul 14:36:29
mungkin banyak orang mengira, SMS semacam itu menjadi pemompa semangat masyarakat sebagai bentuk dukungan untuk memperkuat Tim supporter kesebelasan Timnas Garuda. Tapi sekali lagi hewlooo.. Mohon dicermati ulang apa makna yang terkandung dalam SMS tersebut selain sebagai bentuk pemupukan rasa kebencian dan pengadu dombaan orang-orang kita pada nilai kebangsaan negara lain.
Jangan menilai dari bentuk kelakar yang ditampilkan hanya karena segi bahasa yang mencolok atau bahkan terdengar aneh ditelinga kita karena tak biasa terdengar. Tapi lihatlah apa tujuan dari pengiriman SMS berantai macam ini??.
Aduhai, generasi bangsaku???
Tunjukkan bahwa kita adalah Bangsa besar yang bermartabat. Hal-hal kecil yang berdampak besar semacam ini jika tak dikendalikan bisa berakibat fatal pada nilai penanaman kebanggaan cinta bertanah air. Bisa menimbulkan salah persepsi akan nilai sebuah Nasionalisme dijagad nusantara ini. Tak sadarkah jika hal ini dibiarkan atau bahkan disebarluaskan maka ini membuktikan "inilah potret kebangsaan kita" yang tak mencerminkan rasa toleransi berbangsa.
Boleh atau silahkan saja berbangga dengan adanya bahasa sendiri, tapi pilihlah dalam jalur yang berkutub positif.
We Love you IndonesiaKu!!!
BRAVOO!!
Berjuanglah Garudaku!!
Kalah Menang bukan masalah!
Kami kan selalu mendukung n mencintaimu!
:)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hati-hati menilai sebuah rasa yang bernama "NASIONALISME"
Ditulis oleh Cerita Dewasa
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ceritadewasa-gabrud.blogspot.com/2011/05/hati-hati-menilai-sebuah-rasa-yang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Cerita Dewasa
Rating Blog 5 dari 5
Ditulis Oleh : Cerita Dewasa ~ Blog Khusus Gabrud Ngeseks
Artikel Hati-hati menilai sebuah rasa yang bernama "NASIONALISME" ini diposting oleh Cerita Dewasa pada hari Sabtu, 07 Mei 2011. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.